Senin, 31 Maret 2014

Resensi Buku : Mengenal Huruf Bersama Peri Windi

Judul Buku  : Mengenal Huruf Bersama Peri Windi.

Penulis          : Dyah Rahma & Sri Wahyuti

Ilustrator       : IR Creative Studio

Penyunting  : Dik Dik Fahruddin

Penyelaras akhir : Dewi Widyastuti

Desain           : Aditya Ramadita

Hal                  : 45

Penerbit        : Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia

Selain membutuhkan ilmu dan semangat, orang tua membutuhkan media yang menyenangkan untuk mengoptimalkan kemampuan anak di usia emas. Buku Mengenal Huruf Bersama Peri Windi buah karya Diyah Rahma dan Sri Wahyuti ini bisa menjadi salah satu media belajar yang asyik bagi anak-anak. Khususnya mereka yang mulai ingin mengenal huruf dan tertarik aktivitas membaca.

Buku ini saya cobakan pada anak saya, Hasan (5 tahun). Dia begitu semangat begitu melihat sampulnya. Halaman full color dengan ilustrasi yang lucu membuat Hasan semakin penasaran. Apalagi ketika masuk halaman kedua yang berisi dongeng peri Windi, dia tak sabar menuntaskan ceritanya. Sayangnya di halaman ketiga cerita terputus dan justru berisi aktivitas menebalkan huruf, yang seolah-olah berdiri sendiri (seperti tidak berhubungan dengan kisah Peri Windi). Saya sempat beberapa kali membolak balik halamannya, dan baru menemukan lanjutan cerita sang Peri di halaman 6.

Selanjutnya kami melanjutkan petualangan. Ada teka-teki menemukan jalan, menemukan huruf yang hilang, dan mewarnai. Ada juga menempel stiker, yang menjadi salah satu aktivitas mengesankan buat Hasan. Tapi saya jadi bertanya-tanya ketika sampai di halaman ilustrasi cerita Windi, ini buku untuk usia berapa ya?  :) Soalnya huruf-huruf pada ilustrasinya agak susah ditemukan (untuk usia Hasan tentunya). Contohnya di halaman 14 ketika saya meminta Hasan mencari huruf pada ilustrasi, yang pertama dilihatnya adalah huruf "a" di baju Windi :) Padahal yang diminta adalah huruf j, k dan l. Sayapun sempat mengamati beberapa lama untuk bisa menemukan huruf-huruf yang diminta.

Ide pembuatan buku ini sangat menarik. Yaitu mengajak anak mengenal huruf melalui dongeng peri Windi. Menurut saya akan lebih menarik bila dongengnya ditampilkan tuntas di muka. Sedangkan aktivitas menebalkan, melengkapi huruf yang hilang dsb ditempatkan dibagian akhir halaman sebagai fungsi pengayaan. Ilustrasi huruf juga sebaiknya diperjelas agar anak familiar dengan bentuk masing-masing hurufnya. Dan ada baiknya benda-benda yang ditampilkan dalam dalam aktivitas menebalkan berkaitan dengan dunia peri, agar petualangan lebih seru lagi. Selebihnya, Hasan suka semua isinya. Dan hampir tuntas mencorat-coret tiap halamannya ;)

Selasa, 25 Maret 2014

Kisah Seru Bintang Sepakbola Muslim

Judul         : Kisah Seru Bintang Sepakbola Muslim

Penulis      : Sri Wahyuti

Editor         : Imran Laha

Penerbit    : Adi Bintang

ISBN           : 978-602-1258-51-4

Gegap gempita bola rupanya selalu menjadi magnet luar biasa. Tua, muda, hingga anak-anak usia belia ikut terjangkit demam bola. Maka tak berlebihan kalau olahraga yang satu ini disebut-sebut sebagai salah satu media efektif pemersatu bangsa. Lihat saja, perbedaan suku bangsa, ras, agama, warna kulit justru menjadi sisi unik yang membuat sepak bola kian istimewa.

Sisi lain dari bintang-bintang bola inilah yang ingin disuguhkan oleh Sri Wahyuti dalam bukunya "Kisah Seru Bintang Sepakbola Muslim". Seperti yang kita tahu bahwa di liga-liga Eropa, pesepakbola muslim menjadi kelompok minoritas. Tentu banyak sekali tantangan dalam menjalankan keyakinannya. Bisakah mereka menyisihkan waktu untuk tetap beribadah di tengah padatnya jadwal latihan. Atau bagaimana mereka menjalankan puasa Ramadhan yang lamanya bisa mencapai 18 jam dengan penuhnya jadwal pertandingan. Ada pula kisah "Si Penyelamat Masjid" yang dermawan atau "Sang Hafidz" yang mampu menghafal 19 juz dalam Al-Qur'an? Siapa saja mereka? Di buku ini
anda akan menemukan jawabannya.

Buku setebal 208 halaman full color ini berisi kisah 21 bintang sepakbola muslim dari berbagai belahan dunia. Disini, penulis sangat berhati-hati memilih tokoh dan hanya menampilkan sosok-sosok yang benar-benar terbukti keislamannya. Sayangnya masih ada beberapa tokoh yang menurut saya mengganggu. Karena pemaparan tentang sisi "muslimnya" maupun kontribusi mereka kepada agama islam masih kurang mendalam. Padahal hal tersebut menjadi sorotan khusus dalam buku ini.
Selebihnya buku ini menarik. Penuturannya ringan dan lugas, sehingga cocok untuk bacaan anak hingga remaja. Kisah keteguhan tokoh-tokohnya dalam menjalankan kewajiban agama, menginspirasi kita bahwa sudah seharusnya seorang muslim patuh kepada Tuhannya dan tetap bisa berprestasi di bidangnya. Selamat membaca!

Kamis, 20 Maret 2014

Tentang Sahabat ...

Ujian datang silih berganti mewarnai persahabatan kami.
Ada kalanya suka, esok berganti duka, hari ini kami menangis tak lama berganti tawa.
Setiap kali masalah datang, dia menghampiriku dan bertanya, "Masih sanggupkah menjadi sahabatku, sedang jalan hidupku tak pernah mudah, dan tak pernah tau akankah berakhir indah?".
Aku menatapnya, mencari jawaban dari kedalaman hatinya.
"Aku tak pernah tau esok hari, hanya bisa berusaha terbaik saat ini. Ada kuasa-Nya dalam setiap peristiwa, karenanya aku berusaha tetap setia" jawabku kala itu.

Kehidupan pun terus berjalan, bulan ini genap tujuh tahun kami berteman.
Dia menjadi peneguh disaat rapuh, pemberi tenang disaat badai datang.
Sahabatku, suamiku, abah dari anak-anakku, semoga kami ditakdirkan oleh Nya menjadi sahabat setia hingga akhirnya. Amin

*for my lovely hubby, happy wedding anniversary...
Ada kuasa Nya dalam setiap peristiwa. Bismillah aja :)

#merantau

Menyelesaikan urusan pekerjaan berdua.
Membagi tugas keseharian bersama.
Menjaga, mengurus dan mendampingi  anak-anak setiap harinya.
Lelah juga, tapi kita "dipaksa" dan akhirnya bisa.
#merantau

Kemana-mana anak-anak dibawa serta.
Ke setiap tempat mereka tak pernah lupa.
Tak ada nenek untuk berganti menjaga.
Tapi jangan pernah mengurangi syukur kita, karena dengan begitu anak-anak lebih mengenal orang tuanya.
#merantau

Hidup itu sebuah perjalanan.
Kadang ada tanjakan, belokan,  tikungan tajam, atau kerikil dan bebatuan.
Maka susahku dukamu, senangku tenangmu, sedihmu tangisku, bahagiamu gembiraku.
Tak ada yg lain tau.
#merantau

Tak jarang datang paket dari kampung halaman.
Ahh sungguh senang nian.
Beras, camilan, atau sekedar lauk dan buah-buahan.
Menjadi penawar rindu yang dinantikan.
#merantau

Satu lagi yang selalu membawa aura bahagia.
Berdesak desakan berburu tiket kereta.
Atau sekedar mengantri oleh-oleh khas Jogja.
Mudik dan segala persiapannya selalu seru dan penuh cerita.
Tak sabar melepas rindu untuk ibu, emak, dan bapak.
Kangen bertukar kisah dengan kakak-kakak, teriring kegaduhan para ponakan.
Lengkap dengan citarasa masakan rumahan.
Beruntungnya aku bisa merinduimu selalu.
#merantau

Dan sekarang tentang keluarga kecil kita.
Menikmati segelas teh kental tradisi ibu, ditemani sepiring ulen ala emak.
Menyatukan dua kebiasaan dalam nuansa senja dikota kita.
Rasa yg sama, warna yg berbeda.
Merantau membuat kita belajar hidup yang sebenarnya...

Senin, 03 Maret 2014

Mimpi Pejalan Kaki

Mimpi yang mengawali perjalanan kita hingga disini.
Bergelut dengan jalanan sepanjang hari.
Kita hanya melangkah, mengikuti hati menunjuk arah.
Membawa serta semua mimpi seperti nyala dian di malam hari.
Terkadang ia menyala terang, tak jarang redup tertiup kabut.
Kau teguh menggenggamnya, aku berusaha sabar menjaga nyalanya.

Sesekali kita melintas jalanan aspal, berseling dataran berkerikil batuan.
Kaki-kaki kita tak lagi melepuh seperti hari-hari yg kemarin kita tempuh.
Mungkin semakin terbiasa? Atau kulit telapaknya telah menebal dengan sendirinya?

Di awal pagi kita berjanji,bertelanjang kaki saja tanpa kendara.
Hanya jemari yang terajut, telapak tangan saling bertaut.
Berbagi salam pada sesama pejalan, menambah bekal di perjalanan.
Sering kali langkah kita seolah melambat, tapi bukankah dengan begitu kita bisa memandang sekitar lebih dekat?
"Bunga, kumbang, kesejukan, terlalu indah untuk dilewatkan" bisikmu mengusir keraguan.

Sudah ribuan jejak kita tertinggal di tepian.
Jangan merasa lelah, apalagi menyerah kalah.
Alloh menghibur kita dengan gemericik air, desahan angin dan kilauan senja.
Tak ada cerita yang sia-sia.
Yakinlah perjalanan mimpi kita indah pada akhirnya...